wOMAN hOT

Senin, 21 November 2011

Foto Bugil Artis Indonesia

Kiki Amelia
febyola
Rizki_Pritasari   
liburan di bali

Foto Hot Seksi Model Majalah Dewasa Five V

Nama Lengkap: Fivey Rachmawati
Nickname: Five V
Tempat / Tanggal Lahir: Surabaya, 12 September 1979
Bra: 36c
Sepatu: 38
Tinggi: 163 cm
Berat: 48 kg
Pendidikan Terakhir: Akademi
Pekerjaan: Aktris
Musisi Favorit: Pussy Cat Dolls
Favorit Movie Star: Brad Pitt
Karir Sinetron: Terowongan Casablanca (Film), Ku Cinta Dia, tergiur, Babe, FTV Pergaulan Bebas, Perkawinan Seumur Jagung, Ngelenong Nyok
Musisi Favorit: Pussy Cat Dolls
Favorit Movie Star: Brad Pitt
 klu mau tahu secara lengkap 
tentang (Foto Hot Seksi Model Majalah Dewasa Five V)
Klik Alamat di  bawah ini
 http://www.overfame.com/2011/06/foto-hot-seksi-model-majalah-dewasa-five-v-14789/

Minggu, 20 November 2011

HOT MODEL



 adrianna lima


adrianna lima

adrianna lima

adrianna lima



Sunny Leone Enjoys 


 Sunny Leone Enjoys
Sunny Leone Enjoys


 Sunny Leone Enjoys


Sunny Leone Enjoys 


Sunny Leone Enjoys
               



My Vector



BIBIKU SAYANG.


Kini aku sudah berusia 35 tahun dan sudah mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Kisah yang kualami terjadi ketika aku berusia kurang lebih 25 tahun sewaktu aku masih menjadi salah seorang mahasiswa tingkat akhir. Waktu itu aku tinggal disalah satu tempat pemondokan (kost) bersama teman-teman mahasiswa yang lain kurang lebih sebanyak 20 orang. Untuk meringankan tugas kami sehari-hari, kami mempunyai seorang pembantu wanita (bibi) yang bertugas memasak, mencuci, dan menyapu.
Usia bibi pada saat itu kurang lebih 40 tahunan, sudah bersuami dan mempunyai anak, putri sulungnya pada saat itu sudah SMA. Bibi bekerja di tempat kami dari pagi sampai sore (pagi-pagi datang dan sorenya pulang ke rumahnya). Karena bibi bekerja di tempat kami sudah cukup lama maka hubunganku dengan bibi cukup akrab. Aku tidak sungkan-sungkan lagi berbicara dengan bibi sampai menjurus kearah hal-hal yang berbau seks. Pada suatu hari, pagi-pagi bibi datang dari pasar membawa belanjaan salah satunya berupa terong panjang berwarna ungu. Ketika bibi sedang memasak aku menemaninya ngobrol di dapur dan aku iseng menggoda bibi dengan menggunakan terong yang baru dibelinya dari pasar. Terong tersebut aku bentuk menyerupai alat kelamin laki-laki (penis) dengan cara memberikan bentuk kepala penis pada salah satu ujungnya. Setelah selesai, aku tunjukkan kepada bibi dan ia senyum-senyum saja melihat hal tersebut. Pada saat yang bersamaan penisku bangun, rupanya bibi tahu hal tersebut dari perubahan bentuk celana yang kupakai. Tiba-tiba tangan bibi memegang penisku dari luar celana, aku hanya bisa tersipu-sipu saja karena aku belum terbiasa melakukan hal itu. Perlu pembaca ketahui bahwa pada saat itu aku belum pernah melakukan hubungan seks meskipun aku sudah mempunyai seorang pacar yang berada di kampung kelahiranku. Aku dan pacarku hanya ketemu sekali dalam setiap enam bulan, pada saat aku mendapat liburan. Setelah bibi memegang penisku tersebut, tanpa berkata-kata aku langsung pergi ke kamar dan beberapa saat kemudian bibi menyusulku ke kamar. Di dalam kamar aku menunjukkan sebuah foto porno kepada bibi, maksudnya aku ingin mengajak bibi berhubungan dengan gaya seperti pada photo tersebut. Tetapi bibi malah keluar dari kamarku tanpa berkata-kata sepatahpun, aku merasa malu jadinya. Beberapa menit kemudian bibi datang lagi ke dalam kamarku, tanpa kusadari tiba-tiba aku dan bibi sudah saling berpelukan sambil berdiri. Aku langsung membuka resluiting celana dan mengeluarkan penisku yang sudah menegang. Kemudian aku mengangkat rok dan celana dalam bibi, kuturunkan sedikit kemudian aku langsung memasukkan penis ke dalam vaginanya. Ternyata vaginanya sudah sedikit longgar sehingga aku tidak mengalami kesulitan untuk memasukinya. Baru beberapa saat tiba-tiba ada temanku yang ribut-ribut di luar, aku dan bibi secepatnya untuk berhenti berhubungan dan selanjutnya bibi kembali ke dapur. Siang harinya ketika teman-teman kostku sedang tidur siang, bibi kembali lagi ke dalam kamarku. Tanpa berkata-kata aku langsung saja membuka resluiting celanaku dan selanjutnya aku angkat lagi rok yang dipakainya dan melakukan hubungan seks sambil berdiri. Baru beberapa menit aku sudah keluar, kelihatannya bibi belum puas aku dapat merasakannya dari raut wajahnya. Besoknya sepulang dari kuliah setelah makan siang, aku langsung ke kamar dan kugunakan obat yang dioleskan pada kepala penis. Obat tersebut sebelummya aku sudah menyimpannya, kebetulan teman kostku ada yang menjatuhkannya di halaman dan aku menyimpannya. Setelah beberapa menit kemudian ketika teman-teman kostku sedang istirahat siang, bibi kembali lagi ke kamarku. Tanpa basa-basi lagi aku langsung mengajaknya untuk bersetubuh. Pada hubungan hari kedua tersebut karena aku memakai obat, kami dapat melakukan permainan seks yang cukup lama. Aku dapat merasakannya bahwa bibi mencapai orgasme sehingga pada hubungan hari kedua tersebut kelihatannya bibi betul-betul puas. Selanjutnya setelah kejadian itu, hubunganku dengan bibi semakin akrab saja. Atas saranku, bibi kalau kerja selalu menggunakan rok yang cukup longgar sehingga memudahkan pada saat melakukan persetubuhan. Hubungan seks yang kami lakukan sebagian besar pada siang hari pada saat teman-teman sedang tidur siang. Pernah sekali-sekali pada pagi hari sepulang bibi dari pasar kalau teman-teman belum bangun pagi. Aku dan bibi melakukan hubungan badan selalu dalam kamar dan tidak pada ranjang karena takut ranjangnya berbunyi, maklum ranjangku terbuat dari besi yang sudah agak tua. Pernah suatu hari bibi mengajakku melakukan hubungan di dalam kamar mandi tetapi aku menolaknya karena takut ketahuan oleh teman-teman yang lain. Belakangan atas pengakuan bibi aku baru tahu bibi dalam rumah tangganya mengalami persoalan dalam berhubungan seks dengan suaminya. Kata bibi, suaminya cepat sekali keluarnya sehingga bibi jarang mencapai orgasme. Padahal dari hubungan yang kulakukan dengannya selalu berakhir dengan puncak kenikmatan. Setelah sering melakukan hubungan seks dengannya, aku jarang lagi menggunakan obat sehingga sering kami mengalami orgasme hampir bersamaan. Setelah beberapa lama aku dan bibi melakukan hubungan badan, bibi malah menganggapku sebagai suaminya yang kedua karena kepuasan yang kuberikan dapat menggantikan suaminya. Untuk menghindari kecurigaan suaminya, aku sarankan pada bibi agar sikapnya terhadap suaminya tidak berubah terutama dalam melakukan hubungan seks. Bibi menuruti saranku, malah setelah menjalin hubungan denganku, perlakuan bibi terhadap suaminya menjadi semakin mesra untuk menghindari kecurigaan. Bibi adalah guru bagiku dalam hal berhubungan seks. Berbagai posisi telah diajarkannya padaku diantaranya, aku duduk dan bibi di atasku, bibi nungging sambil berdiri, bibi tidur di atas meja, aku duduk diatas kursi, dll. Kalau bibi sedang haid, bibi selalu memberikan blow job kepadaku. Hubungan yang kurasakan paling berkesan adalah pada suatu malam dimana aku dan teman-teman mengadakan acara di luar rumah sehingga rumah kosong sama sekali, kami meminta bibi untuk menjaga rumah sampai tengah malam. Aku sengaja pulang lebih awal kebetulan di rumah hanya ada bibi sendirian. Aku dan bibi langsung menuju tempat tidur setelah mengunci seluruh pintu masuk. Kami melakukan hubungan seks yang cukup lama sehingga bibi dapat mencapai orgasme beberapa kali. Setelah di tempat tidur kemudian pindah ke sofa ruang tamu sampai menjelang teman-teman pulang tengah malam. Demikianlah hubunganku dengan bibi berlanjut kurang lebih satu tahun sampai akhirnya aku lulus dan pindah ke kota lain. Selama itu aku dan bibi melakukan hubungan seks tidak kurang dari 100 kali dalam berbagai posisi. Suatu saat pernah kuungkapkan pada bibi bahwa aku bermaksud berpacaran/kawin dengan salah seorang putrinya sehingga dengan demikian aku dan ibunya (bibi) dapat menjalin hubungan terus, tetapi bibi tidak menyetujui rencanaku tersebut. Sampai saat aku menulis pengalamanku ini, aku belum pernah berjumpa lagi dengan bibi. Kadang-kadang aku sangat merindukan saat-saat indah yang pernah kami alami.

Sabtu, 19 November 2011

ngentoto mama tiri

Aku memang punya ‘kelainan’ yaitu Oedipus Complex, senang dan terangsang bila melihat wanita lebih tua (STW) yang cantik. Nafsuku akan menggebu-gebu. Semua itu berpengaruh di tempat tidur karena akan lebih hot karena dasarnya aku suka sekali. Pengalaman berikut adalah yang aku alamin saat remaja. Mungkin pula pengalaman ini yang membekas di pikiranku secara psikologis sehingga aku menjadi lelaki yang suka wanita lebih tua. Pengalaman di bawah ini nggak akan pernah aku lupa.

Saat usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok. Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun. Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki di usia ke 15 tahun yang sudah mulai merasakan getaran terhadap wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya berisi dan buah dadanya padat. Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga seorang janda tapi nggak punya anak.

Sejak kawin, Papa jadi semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila-gilaan. Sebagai pengusaha, Papa sering keluar kota. Tinggallah aku dan ibu tiriku di rumah. Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku panggil Mama Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana Mama minta tolong aku temenin. Di rumah pun kalo Papa nggak ada aku yang nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama Mama baruku ini.

Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi belom ada tanda-tanda kalo aku bakalan punya adik baru. Bahkan Papa semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota. Aku dan Mama Nuna semakin akrab aja. Sampai-sampai kami seperti tidak ada batasan sebagai anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur di satu tempat tidur bersama. Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian di depanku walaupun tidak bener-bener telanjang. Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut di depan kaca sehabis mandi. Beberapa kali kejadian aku jadi hapal kalo setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai di kamar handuk pasti ditanggalkan.

Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong di depan cermin. Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar di mata mudaku. Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yang mulai menggeliat di usia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran di kasur tanpa pakaian. Matanya terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih. Aku terpana di depan pintu yang sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu. Kemaluanku berdiri tegak di balik celana pendekku. Ah, inikah pertanda kalo anak laki-laki sedang birahi? batinku. Aku terlena dengan pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat-geliat dan melolong. Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas ke kamar mandi seiring Mama Nuna yang lemas tertidur.

Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama-lama aku jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam di otakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa. Wanita berumur yang cantik di mataku terlihat sangat sexy dan sangat menggairahkan.

Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat. Mumpung perempuan cantik ini lagi tidur, batinku. Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana bener-bener berada di depanku. Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas. Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Nuna… pelan… pelan. Mama diam aja, aku semakin berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama tiriku. Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF. Aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap puting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terinspirasi film blue yang kutonton bersama temen-temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk. Aku tiduran di samping Mama sambil memeluk erat.

Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba-tiba bergerak dan membuka mata. Mama Nuna menatapku tajam.

“Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama.

“Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut-takut.

“Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku erat. “Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu. Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas Mama.

Yang nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku membalas ciuman Mama tiriku yang cantik. Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemudian berpindah menelusuri tubuhku.

“Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya. “Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi.

Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama. Ini membuat aku nggak tahan karena kegelian. Lalu punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.

Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran di atas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan ke selangkangan Mama. Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan. Berasa banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga menggoyangkan pinggulnya. Mama yang kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya sehingga aku seperti sedang naik kuda di atas pinggul Mama.

Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, “Andyy, Mama enak Ndy” teriak Mama.

“Ma, Andy juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yang lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.

Aku lemes banget, dan tersandar layu di tubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi. Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang. Kuraba punyaku, lengket sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi. Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.

“Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yang meminta.

Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamipun melanjutkan kejadian seperti di kamar.

Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung aku masukkan ke vagina Mama yang memerah. Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam-dalam. Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di vagina Mama. Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit. Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dalam posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat. Kami sama–sama lunglai.

Setelah kejadian hari itu, aku selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepulang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada di rumah. Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalo Papa lagi tidur. Kehadiran Papa di rumah seperti siksaan buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama. Aku sangat menikmati. Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex. Banyak pelajaran yang dikasih Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener, cara mengisap buah dada, cara menggenjot yang baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku menjadi hebat karena Mama tiriku.

Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah. Di kelas pun aku selalu memikirkan Mama di rumah, pengen cepet pulang. Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen-temen. Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalo melihat bu guru Ratna yang umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat bu Henny tetanggaku dan temen Mama.

Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Di jalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meninggal di tempat. Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock. Aku ditenangkan Papa.

“Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi mau bilang apa” kata papaku.

Selama ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena Papa mengira aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama kandung. Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yang dibohongi selama ini.

Tapi semua apa yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas di pikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yang dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama, secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu. Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.

tak terduga

Ini kisah nyata dimana aku menggauli sekaligus 4 orang dalam 1 keluarga. Kisah ini terjadi pada pertengahan tahun 2007. Aku pria yang sudah berkeluarga dan waktu itu berusia 43 tahun. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

Pada suatu hari ketika sedang sibuk-sibuknya di kantor, datang sepucuk surat lewat perusahaan kurir yang ditujukan kepadaku dari kota asal kelahiran ku di jawa barat. Tanpa alamat pengirim. Dengan perasaan bingung campur penasaran aku buka surat itu. Surat itu ternyata dari mantan pacar (Wati, nama samaran) cinta pertama kami berdua sewaktu SMA tahun 1981. Hampir 26 tahun yang lalu. Isinya menyatakan bahwa dia sudah menikah namun selalu teringat aku, mempunyai 3 orang anak berikut alamat lengkap dan no handphone.

Singkat cerita akhirnya kami bertelepon ria dan kenangan manispun timbul kembali. Aku berjanji jika ada libur panjang maka aku akan datang berkunjung. Ketika libur panjang datang dengan alasan yang dibuat-buat kepada istri akhirnya aku datang juga ke kota asalku. Aku sengaja tidak nginap di famili, namun di hotel. Dan pada sore itu pula aku datangi rumahnya.

Dengan rasa penasaran karena sudah lama tidak bertemu, aku mencoba mengira-ngira wajahnya saat ini seperti apa, ya?

Perlahan ku ketuk pintu sambil berucap : "permisi...."

" mas anto ,ya? " sesosok wanita cantik muncul di balik pintu

"Iya" sambil aku masih menebak-nebak " wati ya........"

"Bukan, saya Sri adiknya, masuk mas.... mbak Wati sebentar keluar, lagi di kamar". Kuperhatikan wanita ini mirip Wati namun tampak lebih muda dari perkiraanku. Dulu waktu aku pacaran memang tidak pernah bertemu dengan Sri, karena dia ikut neneknya di Wonosari. Tak lama kemudian keluarlah Wati. Wajahnya tampak tidak sesuai dengan bayanganku, kerana memang saat itu Wati sudah 42 tahun. Namun sisa kecantikannya masih terlihat jelas begitu pula bodynya masih terawat. Suaminya hari itu sedang mendapat tugas lembur (piket) di sebuah Rumah Sakit. Setelah basa-basi dan bernostalgia akhirnya sekitar jam 8 malam aku pamit, karena badanku letih.

Terus terang aku ingin memeluk dan menciumnya seperti dulu ketika tadi siang bertemu. Tapi karena suasana rumah tidak memungkinkan akhirnya perasaan itu terbawa sampai malam. Tidak lama aku di Hotel, tiba2 HPku berdering, ternyata Wati yang telphon. Dia memaksa untuk datang mememuiku di hotel. Dengan rasa campur aduk antara senang dan galau aku mengiyakan permintaan itu. Hmmmm...... rupanya Wati memendam keinginan yang sama, pikirku.

Kujemput dia di lobby, turun dari becak Wati kelihatan sudah tidak sabar ingin segera berdua. Dengan segera ku bawa dia ke kamar. Benar saja...... baru juga aku menutup pintu Wati langsung menubruk aku dengan pelukan penuh kerinduan dan air mata. Kami lama berpelukan tanpa kata-kata. Terus terang waktu pacaran dulu kami hanya sebatas berpegangan tangan. Tidak lebih.

Pelan-pelan kehangatan menjalar ditubuhku, entah siapa yang memulai akhirnya kami saling berciuman. Kurasakan kehausan dan kerakusan ketika bibir dan lidah kami saling terpaut. Lidahnya menjelajah relung mulutku. Lidahku membelai dan mengarahkan lidahnya untuk terus bergerak liar. Bersamaan dengan itu penisku menegang dengan sempurna. Bukannya menghindar, Wati malah lebih menekankan dan menggeser-geserkan pinggulnya sehingga penisku smakin mengembang. Dengan penuh nafsu akhirnya kami melanjutkan aksi. Sambil tetap bercium kutelusuri sisi tubuhnya dengan tanganku, sampai akhirnya mendarat di pantat. Kuremas kedua pantatnya dan sedikit semi sedikit kunaikan roknya, sehingga tanganku menyentuh kulit paha dan pantatnya yang halus itu. Karena aku paham bahwa kami sudah sangat bernapsu, maka tanganku kananku langsung kuselipkan dibalik celana dalamnya. Kuremas pantatnya yang masih kenyal. Sementara tangan kiriku sudah bergerak menuju payudaranya. Rupanya Watipun sudah sangat terbakar,tangannya tidak segan-segan mengelus-elus penisku dari luar. Kami tetap berciuman.

Pelan-pelan tangan kananku bergeser dari pantat menuju memeknya. Ketika jariku mulai membelah dan menemukan clirotisnya maka saat itulah dia melepaskan ciumannya, dia mendesah dan tubuhnya sedikit bergetar. Kuusap pelah-pelan clirotisnya, kujelajahi belahan memeknya dari bawah sampai atas. Basahnya sudah tak terbendung.

Aku merasa dia berusaha membuka resleting celanaku. Akhirnya aku lepas pelukannya, aku lepas memeknya. Dia agak terkejut dengan perbuatanku. Kutatap sambil kupegang kedua bahunya.

" kamu yakin akan melakukan ini.....? tanyaku. Dia cuma mengangguk pelan.

" Aku sudah memimpikan ini dari dulu" lirihnya.

Akhirnya ku bimbing dia ketempat tidur. Kami berciuman kembali. Satu demi satu pakaian terlepas. Kutelusuri tubuhnya yang tidak muda lagi. Sambil tetap berciuman kubuka pahanya dan tanganku kembali menyelinap lembut pada memeknya. Pada saat itulah tangannya mencari-cari penisku. Sambil digenggam diusapnya cairan yang keluar dari penisku dengan ibu jarinya. Rasanya sungguh luar biasa ketika ibu jarinya berputar-putar di ujung penis.

Tak lama aku merasa bahwa penisku di tarik-tarik pelan. Aku tahu dia sudah menginginkan penisku dimasukan. Tapi aku ingin melihat dulu bentuk memeknya. Maka ku lepas ciumanku dan aku turun kebawah. Sambil duduk diantara kakinya kulebarkan pelah-pelan kedua pahanya. Dan memek itu merekah. Warna merah muncul diantara lebatnya bulu. Penisku makin berdenyut melihatnya.

"aku jilat ya....." pintaku. Dia diam saja. Maka lidahku kubenamkan diantara rimbunnya bulu dan menelusuri setiap lekuk lubang basah, hangat dan beraroma khas. Kujilat dan kuisap clirotisnya. Desahnya sudah berganti dengan erangan. Kedua tangannya mencengram lembut rambutku. Terus kumainkan lidah menelusuri lembah sampai ke dalamnya. Sementara penisku terus berdenyut. Dan ketika Wati sudah menarik-narik rambutku, maka aku paham dia sudah menginginkan penisku masuk ke dalamnya.

"ah...mas, masukin sekarang mas......." lirihnya

Pelan-pelan aku merayap di atas tubuhnya, sambil tetap menciumi perut, dada dan lehernya. Ketika akhirnya kepala penisku menemukan lubang kenikmatan itu kasabaran Wati sudah hilang. Di dekapnya aku dengan satu tangan dan tangan lain menekan pantatku sambil pantat dia diangkat ke atas. AKhirnya penisku masuk dengan sempurna ke dalam memeknya. Bukan lagi erangan yang aku dengar tapi berubah menjadi teriakan tanpa suara.

Malam itu kami menemukan kebahagian dan kenikmatan yang luar biasa. Kami saling menjelajahi tubuh dengan mata, bibir dan lidah. Saling pijat dengan tangan dan kemaluan kami.

Berminggu-mginggu kemudian kami rutin ke hotel. Baik di kota asalku atau di Jakarta. Dan yang mengherankan aku adalah suaminya "merestui" hubungan kami. Belakangan aku tahu bahwa suaminya sudah lama tidak berfungsi.

Pada sekitar bulan ke 4 hubungan kami, sesuai dengan janji aku datang lagi ke rumahnya. Ku ketuk pintu seperti biasa.

" silahkan masuk, mas. " kudengar bukan suara Wati, tapi suara Sri. Aku pun masuk dan duduk di ruang tamu.

" mbak Wati nya lagi arisan mas, tunggu dulu aja ya." kata Sri sambil pergi. Akupun mengiyakan. Tak lama kemudian dia muncul lagi dengan membawa teh hangat.

" minum mas" kata Sri. Aku pikir dia akan masuk kedalam lagi tapi ternyata duduk di hadapanku menemaniku ngobrol. Kami ngobrol biasa, aku sama sekali tidak menggoda. Dan dari obrolan itulah aku tahu bahwa dia dulu nikah usia muda dan sekarang sudah menjanda selama 4 tahun dengan 2 0rang anak perempuan berusia 22 dan 19 tahun. Tidak berapa lama kami mengobrol basa-basi tiba-tiba Sri bertanya:

" jakartanya di mana mas?" kusebutkan satu daerah di jakarta selatan.

"kalau sunter di daerah mana mas? tanya Sri kembali.

"emang ada apa?" balasku bertanya.

"minggu depan saya ada undangan teman dekatku menikahkan anaknya, di sunter" ujarnya.

" oh...ya kalau kamu belum tahu daerahnya nanti saya antar deh, tinggal kasih tahu kapan berangkatnya, nanti saya jemput di statsiun gambir." kataku. Sri tampak ragu-ragu menerima tawaranku.

"aku nggak enak sama mbak Wati" katanya.

"ya jangan kasih tahu mbak Wati" kataku. Akhirnya dengan sedikit ragu Sri mengiyakan tawaranku. Dan untuk memperlancar urusan kami saling bertukar nomor handphone. Tak lama kemudian datanglah 2 cewek cantik menerobos masuk. Sri langsung mengenalkan mereka padaku.

" ini anak-anakku. yang besar Yani dan adiknya Indah" katanya. Aku hanya terpana melihat kemolekan mereka. Setelah bersalaman merekapun masuk ke dalam.
Tidak lama kemudia Wati datang bersama suaminya.

Singkat cerita malam itu saya dan Wati kembali bertempur di hotel sampai terasa lolos tulang-tulangku. Besoknya ketika aku pulang menggunakan kereta, masuk SMS dari Sri berbunyi : " Mas, smalam diapain mbakku? hari ini keliatannya lemes banget tapi wajahnya cerah..."

Kubalas SMSnya dengan bahasa yang agak vulgar " Ku jilat dari atas sampai bawah, yang paling lama di tengah2. main 3 ronde, mas juga lemes". Seketika itu juga datang balasannya " Enak dong". Lalu ku balas " Mau nggak?". Tak ada balasan lagi.

Terus terang semenjak saat itu yang selalu lebih terkenang di benakku adalah Sri bukan Wati. Kami lebih sering SMS an, aku sengaja memancing dengan bahasa yang "nyerempet2.", namun Sri menanggapi dengan dingin saja.

Pada waktu yang telah ditentukan dengan perasaan berbunga dan dengan rencana "jahat" di otakku, aku jemput Sri di Stasiun Gambir. Namun rencanaku terasa berantakan seketika. Ternyata Sri datang dengan anak sulungnya, Yani. Entah perasaanku saja atau memang nyata demikian, aku melihat kerinduan di mata Sri ketika dia melihatku. Kami bersalaman dan langsung berangkat menuju salah satu daerah di Sunter. Ternyata rumah kerabat Sri berada di daerah padat penduduk. Rumah kecil di gang kecil. Karena suasana mau pesta, maka rumah kecil itu semakin sesak dengan famili dan kerabat yang lain. Aku melihat keraguan di mata Sri ketika ditawari menginap di situ.

"tidurnya gimana ini?" lirih Yani yang sempat aku dengar. Akhirnya aku berinisitif menawarkan hotel yang dekat lokasi itu. Merekapun mau. "Ini kesempatan" pikirku. Selama dalam perjalanan aku menyusun lagi strategi agar malam itu aku bisa menikmati Sri. Peniskuku sudah tegang sejak memikirkan itu.

Ketika di hotel aku pesan 2 kamar. Sri dan Yani terlihat heran.

"Lho, kami satu kamar berdua aja, ga usah masing-masing satu kamar" ujar Sri.

"Ini buat aku, lagi malas pulang" kataku. Menjelang sore kami sudah masuk kamar masing-masing. Selama itu pula aku masih bingung memikirkan rencana "jahat" ku. Namun yang namanya setan sungguh tahu kehendaku. Selepas magrib pintuku di ketuk Yani.

" Om, Yani pamit dulu sebentar, ini teman Yani jemput" katanya sambil mengenalkanku pada seorang cewek sebayanya. Rupanya Yani janjian dengan seseorang.

" kemana?" tanyaku. " Mau ke Salemba, om. kerumah teman" jawabnya. Hatikupun bersorak. " nginap aja sekalian" dalam hati.

Nggak lama aku SMS Sri, " Lagi ngapain nih? aku lagi bengong ga da teman ngobrol" Nggak ada jawaban sampai 30 menit. Cemas aku menduga-duga. Tak lama kemudian pintuku di ketuk. Kulihat Sri berdiri depan pintu dengan menggunakan pakaian santai. Kaos dan celana selutut. Kupersilahkan dia masuk, dengan ragu-ragu dia melangkah dan duduk di kursi rias. Setelah sedikit berbasa basi aku melancarkan serangan.

" kamu masih cantik dan bodymu juga masih OK, kenapa ga nikah lagi?" tanyaku.

"aku masih senang sendiri, takut nikah nanti cerai lagi....." jawabnya.

"tapi kan kamu masih muda, masih punya bebutuhan khusus yang harus dipenuhi" sambungku. Dia menunduk, paham maksudku. Kutunggu jawabannya beberapa saat. Sebelum dia sempat menjawab aku sudah menyentuh pundaknya dari belakang. Dia nampak terkejut tapi juga tidak menampik. Kugeser perlahan tanganku ke pipinya, saat itulah dia menampik tanganku. Aku bukannya berhenti malah ku genggam pergelangan tangannya, kutarik dia untuk berdiri. Dengan perasaan yang masih bingung ku cium dia di bibirnya. Berontak dia. Kucengkram rambut dan kepalanya agar dia tidak berontak dan melepas ciumanku. Beberapa saat kemudian aku merasa lengannya melinggkar di pinggangku, saat itulah kulepas cengkraman dirambutnya. Dia mulai membalas liarnya lidahku. Tanpa buang waktu tanganku sudah menelusuri dadanya sampai akhirnya berlabuh di memeknya. Dan malam itu kami sempat bercinta 2 babak sampai pintu di ketuk dari luar. Tok....tok....tok. Kami semua terkejut dan terperangah. Yani sudah pulang. Kulihat jam di dinding 22.20. Dengan terburu-buru Sri mengenakan baju, begitupun aku. Tak lama kemudia Sri keluar.

Besoknya aku melihat perubahan di wajah Yani. Ia yang tadinya ramah mendadak menjadi sangar melihatku. Tak mau bicara baik ke ibunya apalagi ke aku. Rupanya ia tahu apa yang sudah kami perbuat. Sekitar jam 9 saya antar mereka menuju tempat pesta dan siangnya saya antar kembali mereka ke Stasiun Gambir, pulang ke kota asal.

Satu minggu kemudian aku kembali datang ke kota kecil itu. Terus terang aku lebih menginginkan Sri daripada Wati. Maka yang pertama aku hubungi adalah SRi. Dan malam itu saya menghabiskan waktu di hotel dengan Sri. Besoknya di hotel lain saya berduaan dengan Wati. Begitu terus setiap 2 minggu sampai kurang lebih 3 bulan aku menikmati pelayanan dengan 2 gaya dari kakak-adik.

Pada suatu saat ketika saya sedang di kantor di Jakarta, masuk no telphon yang tidak aku kenal.

" hallo...." jawabku. "Om....." ku dengar suara ragu-ragu. Aku kemudian sadar bahwa ini suara Yani.

" ada apa Yan?" tanyaku setelah berbasa basi.

" tolong Yani, Om. Yani ada di jakarta tapi Yani kena razia narkoba. Sekarang ada di Polsek Jakarta ........." jawabnya sambil menyebutkan satu wilayah jakarta. Sorenya aku kunjungi Yani. Dia nampak lelah namun tidak terlihat cemas. 3 hari Yani di tahan. Dan selama itu pula aku yang mensuplai makanan dan baju-baju. Pada hari ke 4 Yani di bebaskan karena tidak terbukti. Sedangkan temannya terus ditahan karena terbukti. Aku bingung Yani mau dibawa ke mana. Ke rumahku jelas ga mungkin. Akhirnya aku cari hotel dekat rumah. Setelah aku ajak makan di hotel itu aku terus pulang, sedangkan Yani langsung masuk kamar.

Jam 8 malam itu aku coba telphon Yani untuk sekedar menanyakan kabar.

"Om, Yani perlu obat maag sama sikat gigi" katanya. " Oke, ntar Om antar" jawabku. Dalam perjalanan ke hotel itulah pikiran kotorku muncul. Ketika aku mengetuk pintu Yani hanya melongokan kepalanya di pintu. Dia nampak ragu-ragu mempersilahkan aku masuk ke dalam. " Boleh Om masuk?. Om mau ngobrol sebentar ngomongin soal hubungan om dan mamahmu". Akhirnya aku dipersilahkan masuk. Dan saat itulah aku dihadapkan pada pemandangan yang luar biasa. Yani hanya mengenakan tangtop tanpa BH dan celana jins pendek sekali hampir pangkal paha. Payudaranya menggelembung dengan sehat, pentilnya samar-samar menonjol keluar. Rupanya dia sadar aku memperhatikan dan cepat-cepat menutupnya dengan selimut.

" Yani.....om mohon jangan di tutupi. Kamu punya tubuh luar biasa indah sayang kalo tidak ada yang menkmati" kataku langsung. Merah padam mukanya mendengarku berkata begitu. Antara malu dan marah menjadi satu. Tapi setan sudah terlanjur menguasaiku. Dengan segala rayuan dan bujukan akhirnya Yani mau melepaskan selimutnya. " Boleh aku sentuh Yan? di luarnya aja......." pintaku. Yani langsung menolak sambil menyilangkan tangannnya di dada. Juga dengan rayuan dan bujukan akhirnya aku di ijinkan memegang putingnya dari luar.

Sambil kami duduk di sisi tempat tidur, aku mulai menyentuh putingnya. Dia tidak bereaksi dengan wajah menoleh jauh. Ku sentuh lagi putingnya yang sebelah kanan. Masih belum bereaksi juga. Ketika aku pilin putingnya dengan kedua jariku, mulailah ia sedikit menggelinjang dan kulihat putingnya mulai tegang. Kuputar jariku di kedua putingnya, semakin jelaslah tonjolan di kaosnya. Aku sudah tak tahan ini menyelusupkan tanganku ke balik tangtopnya. Namun tanganku di cegah ketika baru sampai perut. sementara tangan kiriku masih bergerilya di luar kaos tangan kananku mulai naik perlahan dari perut. Aku merasakan pegangan tangan dia mengendur, akhirnya sampailah tanganku kepuncak bukit kenikmatan dengan bebas. Ketika kudengar suara rintihan halus, pada saat itulah aku yakin bahwa permainan ini bisa sampai tuntas. Maka mulaikah aku meremas, menjilat dan meghisap putingnya, perutnya, clirotisnya dengan lembut. Dan malam itu aku mendapatkan segalanya. Walaupun Yani sudah tidak perawan, namun dia masih merasa sakit ketika penisku masuk ke memeknya. Karena penisku adalah yang kedua kalinya masuk memeknya setelah dia melakukan yang pertama dengan pacarnya 2 tahun yang lalu. Malam itu kami tidak tidur, aku mengajari teori dan praktek bercinta pada Yani. Selain memberikan pengertian bahwa hubunganku dengan ibunya adalah sebatas memenuhi kebutuhan sex.

Singkat cerita hari-hari selanjutnya aku disibukan oleh SMS dan deringan HP dari mereka bertiga Wati, Sri dan Yani. Ketika aku pulang ke kotaku, maka ku gauli ketiganya dengan cara digilir dengan jadwal yang tersusun rapi sehinga tidak terjadi "tabrakan".

Orang ke empat yang aku gauli sebenarnya bukan anggota keluarga Wati, tapi calon anggota keluarga. Sebut saja namanya Nancy. Ia adalah pacar dari anaknya Wati yang bernama Roy. Kisahnya bermula dari kunjunganku ke rumah Wati. Pada saat itu tiba-tiba aku mendapatkan telephon dari kantor di Jakarta. Dikatakan aku harus menghubungi Mr.X. No HP Mr.X ini ternyata CDMA. Karena perkiraanku pembicaraan akan panjang maka aku meminjam HP anaknya Wati (bernama Roy) yang kebetulan juga CDMA. Maka sore itu atas ijin Roy aku pinjam sampai besok CDMA nya.

Malam hari ketika aku sedang makan di luar, tiba-tiba HP Roy berbunyi.

" Hallo" Jawabku. Aku sudah siap-siap mendengar suara Mr. X. Namun ternyata yang kudengar suara merdu seorang perempuan.

" Hallo juga, ini siapa?" jawabnya ragu-ragu. Setelah saling bertanya baru aku tahu kalau yang telephon itu adalah tunangan Roy. Aku menjelaskan bahwa malam itu HP Roy aku pinjam. Dengan segala caraku akhirnya kami berkenalan, bahkan ngobrol sampai panjang lebar. Rupanya obrolan kami nyambung sehingga kami berjanji akan saling menelephon lagi.

Singkat kata Nancy rupanya tipe orang yang penasaran akan sex namun takut untuk melakukannya. Dengan Roy hanya sebatas bercumbu tidak mau lebih dari itu. Karena dia sadar bahwa dia mudah "panas" maka bercumbu dengan Roy hanya sebatas dada. Dia ingin lebih dari itu tapi takut kebablasan, katanya.

Nancy banyak bertanya kepadaku soal Sex, sampai akhirnya kami ber Phone sex. Namun lama-lama kami berdua penasaran juga. Akhirnya dengan suatu perjanjian aku bisa membawa Nancy ke hotel. Perjanjian itu adalah: aku boleh mengeksplorasi tubuh dia dan saling memberi kenikmatan namun aku tidak boleh memasukan penisku ke memeknya. Dia masih perawan!!. Ketika kutanyakan mengapa dengan aku, bukan dengan Roy?. Jawabnya adalah : Dia tidak yakin Roy mampu menahan penisnya masuk ke memeknya. Komitmen itu aku pegang teguh.

Ternyata dugaanku dan dugaan dia benar. Nancy sangat mudah terbakar. Ketika aku cium, bibirnya seolah magnet. langsung terpaut dengan bibirku, Tak mau lepas. Seolah kami sudah mengenal sejak lama, kami langsung melepaskan seluruh pakaian . Ketika aku akan melepaskan CDnya, kulihat bulatan basah sudah terpampang diCDnya. Kujilati seluruh tubuhnya, dia hanya bisa mendesah dan merintih. Kujilati pula clirotisnya, kujelajahi seluruh lekukan memeknya dengan lidahku. Kutempelkan kepala penis ku ke lubang memeknya, ke clirotisnya. Ku usap-usap clirotisnya dengan kepala penisku. Ku lihat ia beberapa kali orgasme. Hari itu aku berpesta dengan tubuhnya. Tapi aku tidak memasukan penisku ke memeknya!!!. Spermaku keluar dengan cara di kocok dengan tangan atau payudaranya. Bulan Maret 2010 kemarin Nancy sudah berani mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya. Dia berjanji jika sudah menikah, kami akan selalu bertemu untuk menuntaskan rasa yang tertunda.